Senin, 07 Januari 2019

Book Share 060119 Komed Bogor

Bersama Aep Saepuloh Nawawi.
Saat ini mengajar di SD AL-ZAHRA Indonesia Vila Dago Pamulang
 Moderator Roro Ida

Judul
THE 5 ESSENTIAL PEOPLE SKILLS
Sukses menjalin hubungan dengan orang lain dalam segala hal.
*Dale Carnigie*




Training
 Yang di maksud the 5 essential people skill yaitu :
1. Relasi positif
2. Rasa ingin tahu
3. Komunikasi
4. Ambisi
5. Penyelesaian konflik

Buku terdiri dari 16 bab.
Bab 1 dan 2 fokus pada *pemahaman asertif*
Bab 3 dan 4 fokus pada *relasi positif*
Bab 4,5,6,7 fokus pada *rasa ingin  tahu*
Bab 8,9,10,11.12 Fokus pada *komunikasi*
Bab 13, 14, fokus pada *Ambisi*
Bab 15, 16 fokus pada *penyelesaian konflik*

Menurut *Dale Carnegie* dalam buku ini,  ada dua faktor yang menghalangi manusia meraih kesuksesan pribadi yaitu *kekhawatiran dan rasa takut*

Buku ini dirancang untuk membuat Anda (bahasa Dale Carnigie), diperdayakan,  dihargai, dan mudah berkomunikasi dengan siapapun. Melatih cara menyampaikan pesan dengan sikap yang lebih menghargai,  kuat dan jelas.
Kata Dale,  apapun profesi kita, tingkat keberhasilan kita di tentukan oleh kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

Menurut Dale
*Asertif*, kemampuan untuk berbicara dan bertindak dalam cara yang menyebabkan orang lain merespon dengan penuh perhatian dan positif (hal 3)
Contoh kasus.
Bila kita di perlakukan *tidak adil* atau ada perlakukan yang tidak sesuai, dalam berinteraksi,  dalam hubungan kerja,  dalam satu komunitas, maka jalan keluarnya *jangan mengandalkan orang lain*. Lakukan sendiri.
Ketika kita menyerah dan semakin *dipinggirkan* itu namanya *fasif*.
Ketika kita melawan dengan emosional, menyalahkan dan arogansi,  itu namanya *Agresif*
Bila kita tidak fasif,  tapi tetap melakukan perlawanan yang *cantik* bisa dilakukan dengan baik,  tetap tegas dan interaksi berjalan baik,  itulah *Asertif*

 Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.
Perbedaan dengan agresif
Banyak orang menyalahartikan sikap asertif dengan agresif ataupun pasif.
Untuk membedakannya, berikut analogi secara sederhana.
Ketika seseorang bersikap pasif, dia menjadi penonton dari orang lain tanpa melakukan apa-apa.
Ketika bersikap agresif, seseorang tampil di panggung tetapi dia melakukan monolog dan berusaha menyingkirkan orang lain dari atas panggung.

Asertif ibarat keadaan dimana semua orang, dapat tampil di panggung secara bebas. Setiap orang berhak untuk tampil di panggung, Anda maupun orang lain.
Asertif berkaitan dengan mengekspresikan diri sendiri secara positif dan proaktif.
Asertif juga dikaitkan dengan sikap terbuka dan jujur. Misalnya, jika Anda tidak menyukai sesuatu yang dilakukan oleh orang lain pada diri Anda. Jika berperilaku asertif, maka Anda akan mengekspresikan pendapat secara diplomatis maupun profesional. Berbeda dengan perilaku pasif, yakni Anda akan memendam perasaan dan pendapat Anda sehingga malah akan merasakan berbagai emosi negatif seperti kesal, benci, atau marah. Emosi negatif ini akan menggerogoti diri Anda sendiri dan meningkatkan stres.

Berbeda juga dengan perilaku agresif, yakni Anda akan memaki orang tersebut dan memutuskan persahabatan dengannya.
Bagian bagian ini saya  ambil dari buku tersebut.

*pertama*
*Relasi positif*
➡ membangun kepercayaan diri
Setiap orang harus punya keyakinan diri yang tinggi dalam melakukan intetaksi,
*saya yakin bisa*
➡ mengembangkan hubungan harmonis
Hubungan yang baik tidak ada keinginan untuk menjatuhkan. Fokus pada keinginan untuk menguatkan hubungan dan saling membangun
➡ senyuman
Dalam melakukan relasi sesama manusia,  senyuman harus selalu muncul dan senyum yang tidak di buat buat. Terhadap atasan atau orang yg berbeda pendapat.
➡ mengutarakan pendapat
Pendapat baik harus diutarakan. Harus di sampaikan. Harus diungkapkan.
➡ spesifikasi penyampaian gagasan
Dalam menyampaikan gagasan,  gagasan harus jelas dan terukur.  Mudah dipahami.
➡ membangun rasa hormat
Ketika ada perbedaan pendapat,  hormati pendapat yang berbeda. Berikan analis logis yang sesuai dengan fakta

*Kedua*
*Rasa ingin tahu*
Penguatan asertif harus dilandasi rasa ingin tahu yang tinggi. Bisa jadi ketidak tahuan menjadikan anda merasa benar. Rasa ingin tahu positif,  keinginan menggali hal hal dari orang lain.
➡ menjadi murid dan pemasok (bahasa di buku seperti itu)
Murid itu belajar yang baru, pemasok mengumpulkan data dari apa yang kita ingin ketahui.
➡ penyimak interaktif
Menyimak interaktif,  tidak hanya mendengar tetapi merespon yang disampaikan di waktiu yang tepat.
➡ mengetahui yang perlu di pelajari
Mengetahui apa yg harus dipelajari dari orang lain.  Melalui pertanyaan atau mengali informasi lanjutan. Karena bebetapa dari kita menyukai pertanyaan.
➡ memperkuat dalam kelompok
Dalam satu kelompok. Menguatkan opini atau pendapat yang benar dengan opini baru
➡ bimbingan senior
Beberapa senior ingin dihagai pendapatnya.  Maka minta bimbingan dan memberikan masukan yang lebih baik di saat  yang tepat
➡ mencipakan limgkungan menyenangkan

 *Ketiga*
 *Komunikasi*
Gaya komunikasi satu arah dan banyak arah. Dalam komunikasi personal atau kelompok.
➡ etika percakapan
Terkait dengan menghagai orang berbicara.  Kapan berbicara,  kapan mendengarkan.
➡ menyikmak seksama
Terdapat kontak mata dan keinginan untuk fokus pada menyimak. Sehingga ada kekuatan saling menghargai
➡ persuasi langkah demi langkah
Masukan ide dengan pendekatan persuasi.  Ajakan pada kebaikan bersama untuk kepentingan bersama.   Singkirkan kepentingan pribadi.
➡ bahasa tubuh non verbal
Ini penting. Karena bahasa tubuh yang kurang berselera saat berkomunikasi mudah terlihat. Bahasa tubuh harus menunjukan adanya respon positif dan semangat memberikan asupan solusi solusi

 *Keempat*
*Ambisi*
Ambisi asertif,  ambiso positif untuk kemajuan. Bila salah harus diluruskan.  Bila betul harus dikuatkan.
Saat menjadi pemimpin harus bisa yang terbaik.
➡ memimpin dengan contoh
➡ pemimpin teladan
➡ kegagalan sebagai tanda positif
kegagalan berarti ada kesempatan untuk merubah menjadi lebih baik.
➡ budaya belajar
Belajar tidak mengenal batas usia dan profesi atau jabatan

*kelima* (terakhir)
*Penyelesaian konflik*
Dalam proses apapun konfik tidak bisa dihindari. Menghidari konflik berarti menghindari kemajuan. Konflik harus diselesaikan.
➡ Terlibat dalam konflik
Masuklah dalam konflik.  Bukan menghindar.
➡ penilaian secara jujur
Ada benar ada salah.  Mengakui bila salah. Jujur dalam melakukan penilaian
➡ cara membawa diri
Dalam konflik pembawaan diri penting.  Agar tidak tetjebak pada pasif atau agresif
➡ komunikasi non verbal
Mengangguk,  respon mengiyakan atau acungan jempol
➡pola pikir kolaboratif
Memahami konflik dalam sudut pandang yang luas. Tidak terjebak dalam pola pikir yang sempit
Pertanyaan :  bagaimana menjadi asertif dengan situasi lingkungan yang agresif atau pasif?

Pertanyaan.

1. Kita sdh berusaha bersikap asertif, tp rekan kita malah menanggapi dgn pasif bgmana sikap kita menghadapi situasi ini.

2. Bagaimana tipsnya agar apa yang kita sampaikan merupakan komunikasi asertif. Terkadang niatan awal ingin menyampaikan pendapat, eh ujung-ujungnya terpancing emosi

3. Bagaimana berkomunikasi asertif dengan teman2 yg berbeda mazhab dalam pemahaman fiqih?

Jawaban
1 : Ada aturan main dalam asertif adalah jadi diri sendiri. Memberikan semangat pada yang pasif dan mengimbangi yang agresif. Pada point ini kemapuan komunikasi dua arah sangat diutamakan. Tetapi kadang terjebak pada salah satunya.

2 :  Ini terjadi karena ketidak yakinan diri untuk meyakinkan orang lain.  Orang orang fasif cenderung tidak ingin ada perubahan.  Pasrah pada situasi dan kondisi yang ada. Pendekatan personal tentang perubahan harus disampaikan melalui agmuntasi kolaboratif.  Plan a plan b atau lainnya

3. Emosi bersifat manusiawi.  Muncul dan hilang.  Kekuatan pengendalian emosi di buku ini lebih diarahkan pada ketenangan menyampaikan ide atau gagasaan. Tidak semua bisa menerima dan bisa memunculkan konflik.   Diistilahkan dengan mundur untuk maju. Melakukan di saat yang tepat

#dikompilasi by Aki

*Mengurus kartu simpati dan indosat yang hilang

Pengalaman ini berharga sekali setelah kejadian hape saya dijambret di daerah rangkapan jaya depok, kejadiannya tanggal 5 januari 2019 sekitar jam 7 malam dengan kondisi macet, hape sedang digunakan di dalam mobil dengan jendela terbuka dan kondisi jalan macet parah, singkat cerita hape lenyap digondol penjambret hanya dalam hitungan detik.
Akibat kejadian tersebut maka saya memutuskan akan menggunakan lagi no yang lama karena sudah banyak aktifitas yang menggunakan nomor tersebut, ada 2 kartu yang dipakai yaitu kartu simpati dan indosat.

Pengguna kartu simpati yang menginginkan nomor lamanya bisa digunakan lagi ketika hape atau kartunya hilang karena suatu hal misalnya dijambret, dicuri atau hape hilang entah kemana bisa mengurusnya sendiri ke konter Grapari terdekat dimana saja, adapun yang harus disiapkan adalah datang sendiri tidak bisa diwakilkan, nomor hape yang akan diurus, ktp asli dan 3 nomor telpon yang terakhir atau sering dihubungi.
Prosedurnya standar saja, datang ke grapari terdekat kalau bisa pagi hari, sudah buka jam 08.00 dan tutup 20.00, buka setiap bari walaupun libur, grapari yang saya datangi adalah yang di ITC Depok bagian depan dan ada di pojok sebelah kanan gedung ITC lantai dasar. Pertama anda akan disambut penjaga no antrian yqng akan menanyakan keperluan ke grapari selanjutnya akan ditanyakan no hape yang akan diurus, anda  akan menerima no antrian dan dipersilakan untuk menunggu dilayani. Jika antrian tidak terlalu panjang anda menunggu sekitar 30 menit.
Saat no antrian anda dipanggil akan diarahkan ke counter berapa yang akan melayani anda, akan ditanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan no telepon serta diminta menunjukkan ktp asli dan minimal 3 nomor telepon yang sering dihubungi. Bila ini tidak bisa dihubungi atau tidak terdata maka akan diminta 3 nomor yang bisa dihubungi dan menyebutkan no hape yang hilang. Akan ditanya juga nama ibu kandung, email dan no yang bisa dihubungi selain no pribadi.
Setelah beberapa saat, bisa 20 sampai dua jam lebih tergantung hasil klarifikasi CS maka kartu baru dengan nomor lama anda akan diberikan kepada anda, pelayanan diberikan GRATIS.
Pelayanan CS grapari ini sangat santun dan sabar sehingga walaupun banyak data yang diperlukan namun pada akhirnya semua bisa diselesaikan dengan baik, no yang diurus bisa langsung aktif dan bisa digunakan.
Selanjutnya saya lanjutkan mengurus kartu indosat, gerai ooredo indosat depok ada di ruko salahudin tepat di seberang itc, jadi harus menyeberang jalan. Lokasi kantor ada di tengah setelah pintu masuk.
Begitu memasuki pintu langsung disambut oleh CS yang gesit, ditanya keperluannya setelah itu dipersilakan duduk sambil ditanya no hape yang diurus, selanjutnya diminta ktp asli, ditanya tentang kapan hilang, saldo terakhir dan menandatangani formulir elektronik di tab yg dibawa cs, selanjutnya minta ijin untuk difoto.
Tidak sampai 5 menit kartu baru dengan nomor yang lama diserahkan ke saya dengan syarat mengisi pulsa 25.000 di kasir lantai 2, setelah membayar saya diberitahukan kartu akan aktif dalam 1 jam kedepan. Alhamdulillah selesai dengan singkat, digerai ooredo hanya butuh 10 menit.
Demikian pengalaman mengurus no hape yg hilang atau dicuri untuk simpati dan im3 indosat, sepertinya tidak jauh berbeda dengan provider yang lain, semoga bermanfaat.

#artikel_aki
080119

Sabtu, 05 Januari 2019

Mars Komed


Mars komed diciptakan oleh Bapak Amru Asykari, motivator, pendidik dan pencinta seni ini sangat kreatif dalam mencipta karya seni, banyak yang sudah jadi karyanya, mars SGI di dompet dhuafa, buku "Jangan panggil aku Ayah" dan sederet karya-karya lainnya, saat ini ayah tiga putri cantik dan sholehah ini menjabat kepala sekolah di SMAIT Insan Cendikia Madani di Gununggeulis kec. Megamendung kab. Bogor, berikut adalah karyanya mars Komed



Selasa, 01 Januari 2019

*Literasi Membangun Indonesia*

*Literasi adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan  individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.*

Istilah literasi dalam bahasa latin disebut sebagai *Literatus* yang artinya adalah orang yang belajar.

Selanjutnya National Institut for Literacy sendiri menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah *kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.*

UNESCO menjelaskan bahwa *literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya.*  pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya serta pengalaman.

Kemudian, di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

Dari beberapa pengertian tersebut, kita kemudian tahu bahwa yang namanya literasi itu tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Kita bisa disebut sebagai orang yang memiliki kemampuan literasi bila kita sudah mendapatkan kemampuan dasar dalam berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca serta menulis, sehingga dengan demikian kita juga tahu bahwa kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan tulis adalah pintu pengembangan makna literasi selanjutnya.

*Mengapa diperlukan Gerakan Literasi Sekolah*

Adanya fakta hasil survei internasional (PIRLS 2011, PISA 2009 & 2012) yang mengukur bahwa keterampilan membaca peserta didik Indonesia menduduki peringkat bawah.

Tuntutan keterampilan membaca pada abad 21 adalah kemampuan memahami informasi secara  analitis, kritis, dan re­flektif.

Pembelajaran di sekolah belum mampu mengajarkan kompetensi abad 21.

Kegiatan membaca di sekolah perlu dikuatkan dengan pembiasaan membaca di keluarga dan masyarakat.

Tujuan umum terciptanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS)  ini adalah untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Tujuan khusus Gerakan Literasi Sekolah :

1. Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah.

2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

*Jenis Literasi*

Sekarang ini, istilah literasi sudah mulai digunakan dalam skala yang lebih luas tetapi tetap merujuk pada kemampuan atau kompetensi dasar literasi yakni kemampuan membaca serta menulis. Intinya, hal yang paling penting dari istilah literasi adalah bebas buta aksara supaya bisa memahami semua konsep secara fungsional, sedangkan cara untuk mendapatkan kemampuan literasi ini adalah dengan melalui pendidikan. Sejauh ini, terdapat 9 macam literasi, antara lain:

*Literasi Kesehatan*

Literasi kesehatan merupakan kemampuan untuk memperoleh, mengolah serta memahami informasi dasar mengenai kesehatan serta layanan-layanan apa saja yang diperlukan di dalam membuat keputusan kesehatan yang tepat.

*Literasi Finansial*

Literasi finansial, yakni kemampuan di dalam membuat penilaian terhadap informasi serta keputusan yang efektif pada penggunaan dan juga pengelolaan uang, dimana kemampuan yang dimaksud mencakup berbagai hal yang ada kaitannya dengan bidang keuangan.

*Literasi Digital*

Literasi digital merupakan kemampuan dasar secara teknis untuk menjalankan komputer serta internet, yang ditambah dengan memahami serta mampu berpikir kritis dan juga melakukan evaluasi pada media digital dan bisa merancang konten komunikasi.

*Literasi Data*

Literasi data merupakan kemampuan untuk mendapatkan informasi dari data, lebih tepatnya kemampuan untuk memahami kompleksitas analisis data

*Literasi Kritikal*

Literasi kritikal merupakan suatu pendekatan instruksional yang menganjurkan untuk adopsi perspektif secara kritis terhadap teks, atau dengan kata lain, jenis literasi yang satu ini bisa kita pahami sebagai kemampuan untuk mendorong para pembaca supaya bisa aktif menganalisis teks dan juga mengungkapkan pesan yang menjadi dasar argumentasi teks

*Literasi Visual*

Literasi visual adalah kemampuan untuk menafsirkan, menciptakan dan menegosiasikan makna dari informasi yang berbentuk gambar visual. Literasi visual bisa juga kita artikan sebagai kemampuan dasar di dalam menginterpretasikan teks yang tertulis menjadi interpretasi dengan produk desain visual seperti video atau gambar

*Literasi Teknologi*

Literasi teknologi adalah kemampuan seseorang untuk bekerja secara independen maupun bekerjasama dengan orang lain secara efektif, penuh tanggung jaab dan tepat dengan menggunakan instrumen teknologi untuk mendapat, mengelola, kemudian mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat serta mengkomunikasikan informasi.

*Literasi Statistik*

Literasi statistik adalah kemampuan untuk memahami statistik. Pemahaman mengenai ini memang diperlukan oleh masyarakat supaya bisa memahami materi-materi yang dipublikasikan oleh media.

*Literasi Informasi*

Literasi informasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang di dalam mengenali kapankah suatu informasi diperlukan dan kemampuan untuk menemukan serta mengevaluasi, kemudian menggunakannya secara efektif dan mampu mengkomunikasikan informasi yang dimaksud dalam berbagai format yang jelas dan mudah dipahami.

*Pentingnya Literasi*

Jika dilihat dari pengertian yang sudah disebutkan sebelumnya, memang literasi hanya tampak berkaitan dengan kegiatan membaca dan menulis saja. Namun sekarang sudah berbeda, karena literasi juga mencakup pengetahuan seseorang berkomunikasi di dalam masyarakat, sehingga tidak heran bila kemudian gerakan literasi mulai digalakkan, literasi ini begitu penting di dalam kehidupan manusia apalagi manusia-manusia yang hidup di zaman yang diwarnai kecanggihan teknologi saat ini. Literasi ini sangat diperlukan dalam segala lini kehidupan manusia karena kemampuan literasi ini bisa menjadi kunci manusia untuk berproses menjadi manusia yang lebih berpengetahuan dan berperadaban.

Salah satu cara yang bisa ditempuh meningkatkan kemampuan literasi ini adalah dengan banyak membaca buku. Hanya saja yang sangat disayangkan adalah membaca tampaknya bukanlah budaya masyarakat Indonesia, mengingat masih banyak daerah di Indonesia yang minat bacanya rendah, dan alhasil kemampuan literasinya juga rendah. Setidaknya, ada berbagai hal yang menyebabkan kemampuan literasi terutama pada siswa siswi sekolah menjadi rendah, antara lain:

1. Guru memiliki minat baca yang rendah

2. Buku-buku yang bisa menarik minat baca siswa cukup sulit untuk diakses

3. Kondisi perpustakaan yang kadangkala kurang memadai

4. Minimnya buku bacaan yang tersedia

5. Kemampuan guru di dalam menerapkan pembelajaran yang berbasis literasi masih rendah

Gerakan literasi sekarang ini menjadi gerakan yang terus disosialisasikan pada setiap lapisan masyarakat. Kegiatan literasi merupakan suatu bentuk hak dari setiap orang untuk belajar di sepanjang hidupnya, dimana harapannya adalah dengan kemampuan literasi yang meningkat, kualitas hidup masyarakat juga bisa meningkat juga. Multiple Effect yang dimilikinya juga dianggap bisa membantu pembangunan yang berkelanjutan seperti pemberantasan kemiskinan, pertumbuhan penduduk, pengurangan angka kematian dan lain-lain

*Usaha Meningkatkan Minat Literasi*

Seperti yang telah dijelas di atas, sistem pendidikan di Indonesia mempunyai kontribusi terhadap rendahnya minat baca di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, harus dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkannya. Usaha-usaha itu harus dilakukan oleh sekolah (para guru) dan orang tua secara terintegrasi dan berkelanjutan.

*a.  Usaha-Usaha Para Guru*

1. Guru harus selalu mendorong dan memotivasi siswa untuk meningkatkan minat baca yang tinggi (guru sebagai motivator).

2. Guru mengatur dan mengelola kegiatan membaca siswa dengan mendinamiskan seluruh sumber bacaan, terutama yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah (guru sebagai dinamisator).

3. Guru harus mengawasi proses membaca siswa baik dalam jarak dekat maupun jarak jauh agar siswa merasa selalu ada pembimbingan dan pengawasan sehingga bacaannya terarah dan terukur (guru sebagai supervisor).

4. Guru bekerja sama dengan pengelola perpustakaan untuk membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan sehingga kunjungan ke perpustakaan terkoordinasi dan terencana.

5. Mengadakan lomba sinopsis. Dengan membuat sinopsis sebenarnya siswa diajarkan untuk menuangkan gagasan ke dalam sebuah tulisan.

6. Mewajibkan semua siswa membudayakan membaca dan membuat slogan-slogan di kelas seperti “Tiada Hari Tanpa Membaca”, “Gunakan Waktu Luang untuk Membaca”, dan “Buku adalah Jendela Ilmu Pengetahuan”.

*b.  Usaha-Usaha Para Orang Tua*

1. Terus mengikuti perkembangan membaca anak.

2. Lebih perhatian pada anak, apakah mereka dapat membaca dengan lancar atau tidak.

3. Memberi pertolongan secepatnya jika ada masalah dalam membaca.

4. Memakai cara yang bervariasi untuk membantu anak.

5. Memperlihatkan antusias yang tinggi saat anak membaca buku bacaannya.

Dengan adanya kerja sama antara guru, orang tua, dan aparat yang terkait serta membuat kegiatan yang rekreatif dan edukatif diharapkan dapat membangun minat baca di kalangan siswa sekolah.

Untuk memenangkan persaingan global di segala bidang dan agar lebih bijak maka hal yang tidak bisa ditawar lagi dan harus dilakukan segera di Indonesia adalah meningkatkan minat baca. Usaha ini harus ditujukan kepada semua elemen masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Dengan membaca, kita akan tahu budaya orang lain juga budaya setiap negara. Tidak merasa diri paling benar, tapi justru saling menghargai keragaman budaya. Dengan demikian maka kedamaian dunia akan terwujud.

Mengingat juga begitu besarnya dampak membaca, maka disarankan budaya membaca harus segera dimasyarakatkan secara nasional. Sepatutnya program ini harus mendapat dukungan dari semua elemen masyarakat, terutama pemerintah, untuk membuat langkah strategi yang efektif dan efisien. Semoga dengan program literasi ini Indonesia terbebas dari kerusuhan dan siswa akan kembali pada kewajiban utamanya yakni belajar menuntut ilmu setinggi-tingginya

Sumber :
_Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah Ditjen Dikdasmen Kemendikbud_
_artikel internet_
_diskusi online Komed_

```Dedi Rahmat Hidayat, S.Pd
NIP. 197011302000031004
SMPN 2 Cigudeg Kab. Bogor```